Layar di area fashion show menampilkan Jalan Braga Tahun 1920an, mobil VW Combi terparkir di deretan toko yang berarsitektur klasik menandakan kekokohan bangunan tempo dulu. Kafe dan butik berjejer mendominasi Jalan yang kini tersohor sebagai tempat nongkrong dan belanja para urban di Kota Bandung. Kegiatan hang out di Kota Bandung dengan tujuan Jalan Braga disebut “Ngabaraga” menjadi tema fashion show SHAFIRA untuk tahun ke-8 nya di IFW 2018 ini.
Tak lama, tulisan SHAFIRA muncul bersamaan dengan NGABARAGA diiringi musik bernuansa sunda kontemporer. Lalu, satu per satu model hadir ke tengah panggung memamerkan koleksi dengan style distinctive androginy dengan warna natural menampilkan Braga Masa Silam koleksi ini menampilkan busana muslim anggun, casual dan aksen bunga. Sedangkan untuk pria, didominasi model casual.
Tak ketinggalan, suasana Braga dengan deretan bangku dan kendaraan sepeda pun ditampilkan dalam fashion show ini. Memperkuat suasana tempo dulu yang klasik. Memang terasa beda, pertunjukan fashion show SHAFIRA berkonsep drama yang hidup sehingga memperkuat rancangan yang ditampilkan.
Sesi dua, menampilkan Braga Kini, yang motifnya lebih cerah dengan warna-warna pastel biru langit, hijau tosca, white creme dan pink senja. Menampilkan aksen dinamis yang membuat gairah aktivitas di Kota Kembang dengan atmosfir yang menyenangkan dan indah. Aksen bunga menandakan khas nya Kota Kembang dari mojang-mojang parahyangan yang cantik dan anggun.
Gumeulis Braga ditampilkan di sesi tiga yang menampilkan sisi modis para mojang yang lalu lalang di Jalan Braga sambil menikmati sore yang cerah. Bandung yang dijuluki Kota Paris Van Java ini berawal dari pertumbuhan rumah mode eksklusif dengan mengusung model fashion dari Paris.
Sesi terakhir menghadirkan Bagja Braga yang memberi suasana kerukunan suami istri yang senang melakukan kebersamaan ngopi sambil jalan-jalan di akhir pekan sekalian malam mingguan. Busana semi casual dengan aksesoris payung menambah modis rancangan yang dipakai setiap modelnya.
Di akhir acara, Ibu Feny Mustafa, Founder SHAFIRA Corporation hadir dan disambut dengan berbagai rekanan dan partner nya yang memberikan bucket bunga tanda apresiasi terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Dalam konferensi pers Ibu Feny menyatakan bahwa SHAFIRA yang lahir di Kota Bandung sejak 1989 selalu menghadirkan tren fashion hijab yang berciri khas. Terutama soal bahan yang berkualitas. Karya yang ditampilkan di Ngabaraga mayoritas berbahan tenun sutera dari Garut.
“Kami selalu menjunjung tinggi bahan lokal dan SHAFIRA mempunyai visi untuk memberdayakan perajin lokal serta budayanya. Oleh karena itu, dalam fashion show di Indonesia Fashion Week 2018 ini, kami bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandung. Menampilkan fashion show drama belatarkan budaya dan tempat bernuansa parahyangan.”
Ibu Kenny, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengamini Ibu Feny, menurutnya, sinergi SHAFIRA diharapkan dapat mendukung aspirasi pengembangan ekonomi kreatif yang kini berfokus pada 4F, yaitu Fashion, Food, Folk dan Film.
“Kami membawa misi untuk mengenalkan perkembangan peradaban di Kota Bandung dan prestasi perubahan atas kerja keras semua pihak.” Ujar Ibu Kenny.
Koleksi Ngabaraga yang diperagakan di IFW 2018 ini merupakan busana high-end brand busana muslim premium ini menampilkan 50 koleksi dan menjadi satu bukti perkembangan hijab yang selalu up to date untuk busana muslimah Indonesia.
“Kami berharap Indonesia, khususnya SHAFIRA, menjadi kiblat fashion untuk seluruh muslimah dari berbagai penjuru negeri bahkan hingga ke luar negeri, kami juga ingin mengangkat citra positif Indonesia di mata dunia melalui fashion.” Pungkas Ibu Feny.