Semenjak Kongres Wanita pertama pada 1928 hingga kini 92 tahun kemudian, persoalan mengenai Perempuan Indonesia masih banyak yang belum terselesaikan. Ya, beberapa diantaranya mengenai perkawinan anak di bawah umur, kesehatan ibu, hingga angka kematian ibu ketika melahirkan anak yang masih tinggi.
“Padahal kita bukan lagi dalam kategori negara miskin. Artinya, kita harus bekerja keras mengejar target dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development Goals/SDG’s).” ujar CEO GCM Group, Svida Alisjahbana dalam konferensi pers virtual LEAP Virtual Summit 2020 (15/20).
Penyelenggaraan LEAP Virtual Summit 2020 diadakan bertepatan dengan Hari Ibu karena momen tersebut sangat monumental. Sebagai Ibu Rumah Tangga, perempuan juga memiliki peranan penting dalam kehidupan Sosial.
Svida juga menambahkan bahwa “ Bagaimanapun juga, kita sebagai Perempuan memiliki peran penting sebagai wanita untuk mencapai target SDG’s. Sesuai dengan temanya LEAP Virtual Summit, The Catalyst for Women to Change, ini bisa menjadi katalisator perubahan bagi wanita Indonesia”.
LEAP merupakan akronim dari Leading, Elevating, dan Empowering yang merujuk pada perkembangan peran wanita sejak dulu hingga masa kini. Acara ini dipersembahkan untuk para wanita Indonesia dengan segala ragam latar belakang dan status lainnya, mulai dari yang berperan sebagai Ibu Rumah Tangga, Pengusaha, Profesional, Pendidik, Konsultan, Pegiat Komunitas, Fashion Enthusiast, dan lain sebagainya. Acara ini juga sebagai ajang selebrasi pencapaian wanita sekaligus terus membangkitkan semangat sisterhood terutama setelah disrupsi besar akibat Pandemik Covid-19 yang membuat kita beradaptasi dengan pola hidup baru.
Acara ini menghadirkan berbagai program dan aktivitas mengenai wanita, yaitu dengan diskusi panel dan masterclass. Mereka yang hadir yaitu wakil ketua MPR RI Rerie L. Moerdijat, Dekranasda DKI Fery Farhati Baswedan, politikus senior Eva K. Sundari, Ketua Umum DPP IWAPI Nita Yudi, dan Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan Atnike Sigiro.
Di era globalisasi ini peran wanita sangat penting. Perannya sangat fundamental karena dalam kesehariannya wanita memiliki banyak peran yang harus dijalaninya, baik sebagai Ibu Rumah Tangga, Istri, Pekerja, maupun Pengusaha.
“Kami melihat bahwa perkembangan yang ada saat ini wanita harus bisa dengan cepat belajar dan beradaptasi agar bisa tetap relevan dalam menjalani beragam perannya dalam keseharian. Permata Bank melihat hal tersebut sebagai bagian dalam semangat yang harus diteruskan dan disebarkan karena peran wanita sangat besar,” ujar Head of Marketing Communications Permata Bank, Glenn Ranti.
Selain itu, acara ini juga mendapat dukungan dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonsia (IWAPI). Saat ini rasio Wirausaha di Indonesia sudah sekitar delapan juta, atau sudah memenuhi rasio standar Internasional dua persen dari total populasi. Keren!
“Tetapi Negara tetangga kita seperti Singapura, itu punya rasionya tujuh persen, Malaysia rasionya lima persen. Artinya, kita harus mengejar ketertinggalan dengan Negara tetangga. Karena semakin banyak Wanita yang menjadi pengusaha, maka ini akan mempercepat roda perekonomian Indonesia,” ujar Ketua Umum IWAPI , Nita Yudi.
Dari 54,5 juta Pengusaha yang ada di Indonesia, 49,9 juta merupakan Pengusaha mikro, yang 60 persennya adalah Pengusaha perempuan.
(Yopi Saputra)