Dewi Kauw, pertengahan 2014 anak ke-dua nya mengalami atopic dermatitis kondisi dimana kulitnya harus selalu diolesi krim steroid. Melihat anaknya bergantung pada obat berbahan kimia tersebut, Dewi mencari solusi pengobatan alternatif hingga ia bereksperimen membuat komposisi sendiri obat krim berbahan herbal. Namun, tak langsung berhasil. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya menemukan herbal yang cocok untuk anaknya.
Dari temuannya ini, ia berkesimpulan bahwa tak semua bahan herbal aman untuk setiap kulit manusia. Satu bahan cocok untuk beberapa orang, belum tentu cocok untuk yang lainnya.
“Setiap kondisi kulit tergantung pada daya tahan tubuh, suhu, reaksi alergi dan respon terhadap kandungan bahan herbal yang diaplikasikan. Jadi, memilih herbal yang cocok harus melalui banyak eksperimen dengan membuat formula sendiri dengan uji laboratorium.” Ujarnya.
Dari kejadian tersebut, Dewi menjadi tergugah untuk berbagi pengalaman dalam membuat formulasi bahan kecantikan herbal sendiri. Menurutnya, antusias masyarakat cukup bagus. Bahkan permintaan workshop secara online dan offline selalu tinggi permintaannya dari dalam maupun luar negeri.
Untuk mengasah kemampuannya menjadi formulator, perempuan lulusan University of Washington ini juga menambah kualifikasi dengan menamatkan pendidikan di Formula Botanica, School Of Natural Skincare dan mengambil kelas Robert Tisserand. Setahun yang lalu baru menyelesaikan pendidikan di Grasse Institute of Perfumeny France.
Produk yang dibuatnya berada dalam naungan brand Skin Dewi dengan konsep skincare organik. Sementara, produk-produknya dijual melalui bazzar dan sesi workshop.
“Kebanyakan produk yang dibuat dari hasil konsultasi konsumen, jadi komposisinya disesuaikan.”
Workshop skincare organic telah dilakukan di Jakarta, Bandung dan Singapura. Ia termotivasi untuk meluruskan pengertian skincare organic yang sering disalah artikan. Misalnya, untuk bahan herbal tak semua aman karena setiap kulit mempunyai karakteristik tersendiri. Selain itu, penggunaan facial foam sebaiknya tidak terlampau untuk mengikuti anggapan bahwa bersih itu kesat.
“Terpenting lagi, kenali pemicu alergi pada kulit sendiri, dengan demikian bisa dipilih kira-kira mana bahan herbal yang cocok digunakan dan aman. Pungkas Dewi.