Kecerdasan anak beragam dan perlu dikembangkan dengan dorongan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Menurut Ratih Ibrahim M.M., Psikolog, kecerdasan anak majemuk dan berkembang secara stimulan dan holistik.
Menurut Howard Gardner, anak memiliki 8 kecerdasan. Diantaranya; linguistik, logika matematika, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal dan naturalis. Seluruh aspek kecerdasan anak ini dikembangkan melalui stimulasi atau pemberian rangsangan dari lingkungan yang memancing respons tertentu.
Stimulasi penting sebagai optimalisasi proses tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Juga membantu anak untuk siap memasuki perkembangan selanjutnya. Stimulasi juga membantu anak dalam menumbuhkan rasa percaya dirinya. Salah satu contoh adalah ketika anak dilatih membuat sesuatu dan merasa berhasil melakukannya serta mendapat pujian dari orang tua biasanya merasa percaya diri dengan baik.
Stimulasi anak perlu diperhatikan. Saat melakukan stimulasi sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Jadi hal ini untuk menghindari beban pada anak juga. Lakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan bisa membuat anak berbuat sesuatu yang memacu daya pikir, imajinasi dan tindakan-tindakan berinisiatif.
Stimulasi anak tak harus selalu berfasilitas mahal, di rumah pun bisa dilakukan. Lakukan saja hal-hal yang dekat dengan keseharian.
Misalnya, ajak main petak umpet, berkebun, lompat tali, meyusun balok dan lain sebagainya. Ratih Ibrahim juga mengemukakan tiga bagian kecerdasan anak yang meliputi;
Kognitif, biasanya berhubungan dengan daya konsentrasi, mengetahui konsep dasar seperti pengetahuan tentang warna, bentuk, jumlah, ruang dan jarak. Termasuk imajinasi kreatif, membangun konsep dan strategi serta kemampuan dalam pemecahan masalah.
Psikososial, Anak dapat dilatih untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Misalnya, saat anak bermain di tempat ramai, bisa diajarkan untuk berkenalan dan saling berbagi idea. Jika anak sedang punya bekal banyak makanan, bisa diajarkan juga berbagi dengan teman.
Psikomotor, Untuk kecerdasan ini, anak dapat difasilitasi untuk permainan-permainan yang memerlukan pergerakan dengan koordinasi mata, otak dan aktivitas yang dilakukannya.
Jika anak sudah diketahui bakatnya, sebaiknya orangtua memfasilitasi dan mendukungnya dengan bermain dan belajar bersama serta terus melatihnya agar anak terstimulasi dengan baik untuk mencapai perkembangan yang diharapkan.