Pelajar Terbaik SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan Diutus Menjadi Duta Budaya ke Polandia

Mengoptimalisasikan kemampuan pelajar penting diasah dengan berbagai cara agar pelajar mampu mengerucutkan minat dan passion untuk bekal di masa depannya. Termasuk kemampuan di luar akademis, misalnya seni, olah raga, literasi dan lain-lain. Setelah kemampuan mereka terasah, penting untuk diberikan pengakuan dan apresiasi atas upayanya mengembangkan bakat secara konsisten tersebut dengan menampilkan karyanya pada khalayak ramai serta memfasilitasi kebutuhannya sebagai upaya dukungan agar semangat anak terus meningkat.

Menurut ahli Psikologi Patricia H. Berne dan Louis M Savary, self esteem anak akan muncul saat progress sekecil apapun diapresiasi maka sejak dini, anak akan terbangun harga dirinya. Jadi, apapun bakat anak yang menjadi aktualisasi dirinya, jika dipupuk dan diapresiasi akan berdampak juga pada penemuan kekuatan dirinya yang mampu beradaptasi hingga dewasa.

Berkaitan dengan hal ini, ada kabar baik yang dapat dipetik inspirasinya dari rangkaian dukungan institusi pendidikan terhadap murid-muridnya untuk berani tampil dan memunculkan bakat dan kemampuannya dalam kegiatan skala internasional, yaitu pada 3 Juli 2023 di SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan Jakarta Barat, dilaksanakan acara prosesi pelepasan beberapa anak-anak didiknya untuk tampil dalam festival folklore (budaya tari dan musik) tingkat dunia di Kota Lublin Polandia.

Beberapa penari dan pemain musik yang merupakan siswa siswi SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan yang terdiri dari siswa siswi terbaik mencakup 18 orang penari dan 9 pemusik akan menampilkan pertunjukan secara live menampilkan tarian Yapong, Piring, Tokecang, Greget Jawara dan Saman. Penampilan ini akan memeriahkan XXXVII International Folklore Meetings Lublin 2023, 8-12 Juli 2023.

Semangat dan komitmen yang dijalankan siswa dan siswi SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan ini tak lepas dari berbagai dukungan orang tua masing-masing yang memfasilitasi kebutuhan anak-anaknya untuk berekspresi dan memberikan kontribusi melalui karyanya.

Dukungan sekolah pun banyak memberikan pengaruh dalam kelancaran langkah peserta didiknya untuk tampil dalam pertunjukan skala internasional, salah satu dukungan tersebut tak lepas dari kolaborasi sekolah dengan CIOFF Indonesia, organisasi non-profesi dan organisasi budaya internasional yang menjadi partner UNESCO. CIOFF berdiri pada 10 Agustus 1981, hingga kini sudah ratusan sekolah dan ribuan individu yang didukung CIOFF dalam upaya memajukan budaya dalam bentuk seni, termasuk mempromosikan kesenian Indonesia ke manca negara.

Menurut Rachmad Setiawan, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 10 Kembangan, program folklore ini telah berjalan sejak 2010 dan selalu didukung CIOFF dalam pelaksanaannya. Menurutnya, semua rangkaian kegiatan ini dari mulai latihan rutin dan berbagai koordinasi hingga acara puncak, selalu memberikan pengaruh positif bagi siswa siswi yang terlibat program ini.

Misalnya, saat anak latihan rutin, hal ini menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap diri masing-masing. Begitu juga keterampilan berkomunikasi dengan sesama peserta juga dengan orang-orang yang berada dalam acara yang bertanya bagaimana Indonesia dan bagaimana dengan Agama Islam? anak-anak terbiasa dengan menyesuaikan keterampilan berkomunikasi tersebut dengan selalu menjawab berbagai pertanyaan sesuai data dan fakta disertai etika.

Impact baik yang didapat oleh siswa siswinya, Rachmad menambahkan bahwa anak-anak menjadi role model bagi teman-temannya juga anak-anak Indonesia secara umum. Mereka yang telah terlatih selain dapat mengimplementasikan Budaya Indonesia juga dapat memahami bagaimana Agama Islam dapat diterapkan dalam situasi apapun dan di manapun mereka berada. Misalnya, dalam penerapan Salat Jamak Qasar ketika bepergian jauh, selalu menghormati tuan rumah di mana mereka berkunjung dan lain-lain.

 “Secara tidak langsung tentu saja ini adalah penyampaian dakwah melalui pentas seni.” Ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Said Rachmat, Presiden CIOFF Indonesia mengungkapkan rasa bangganya terhadap anak-anak yang dapat mengimplementasikan karyanya di kancah internasional dan dapat membuat mata dunia mengenal Indonesia secara baik. Ia Menjelaskan bahwa CIOFF sangat mendukung semangat para peserta folklore dengan menjadi Duta Budaya dari segala sisi. Sehingga dapat menumbuhkan berbagai cikal bakal soft skills anak melalui budaya.

“Contohnya, anak-anak yang sudah berkomitmen berpartisipasi dalam program folklore ini, membangun Duta Budaya yang berkarakter karena telah melalui proses penempaan melalui latihan rutin yang menumbuhkan kedisiplinan, mendalami berbagai filosofi tarian sebagai pembelajaran literasi seni dan melatih sosialisasi dan berbagai aspek kehidupan melalui budaya.”

“Untuk jangka panjangnya, anak-anak yang menjadi Duta Budaya ini akan terstimulasi untuk terus bertumbuh dan meningkatkan prestasinya. Melalui program ini dapat menjadi nilai tambah ke berbagai kepentingan anak di masa depan. Misalnya, masuk Perguruan Tinggi melalui jalur prestasi, menemukan potensi karir yang lebih luas, berdiplomasi melalui seni dan masih banyak lagi yang dapat mereka digali. Dengan catatan, harus disertai dengan support system yang kuat.”  

“Tentu saja kami berharap lebih banyak lagi anak muda yang dapat berpartisipasi dan terlibat dengan program ini.” Pungkasnya.

Dari program folklore tersebut, terlihat bahwa proses dari awal hingga akhir memberikan dampak positif pada anak untuk terus konsisten dalam berkegiatan positif yang hasilnya akan memberikan banyak kontribusi bukan hanya untuk dirinya namun juga pada institusi sekolah dan Bangsa Indonesia tentunya.

Anak-anak yang bakat kemampuannya diasah, difasilitasi dan diapresiasi serta diberikan pengakuan tentu akan memberikan motivasi pada anak untuk terus meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik dan menambah banyak portofolio prestasinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *