Cuaca masih terasa panas di tanah air, walau BMKG menyatakan bahwa hawa panas di Indonesia masih dalam taraf wajar karena merupakan daerah tropis namun setiap individu wajib menjaga kesehatan kulitnya dari paparan sinar matahari langsung. Terutama bagi yang mempunyai aktivitas di luar seharian.
Sebagai upaya untuk melindungi kulit di musim panas, berikut penjelasan dari dr. Pipim Septiana Bayasari, SpDV yang akrab dipanggil dr. Pim ini adalah dokter Dermatologist yang membuka praktik di beberapa klinik kecantikan di Jakarta dan sering mengisi acara talkshow soal kecantikan dan kesehatan kulit.
Cuaca Indonesia yang beriklim tropis dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, menurut dr. Pim memberikan konsekuensi terhadap kesehatan kulit namun bukan berarti pada saat musim hujan dan cuaca mendung bebas dari sinar UV karena menurutnya, sinar UVA memiliki panjang gelombang paling panjang dan mampu menembus awan serta kaca rumah, kaca mobil dan tempat di mana pun berada. Baik pada saat panas, mendung maupun bersalju keberadaan UVA selalu ada.
Oleh karena itu, diperlukan perlindungan menyeluruh pada kulit wajah sebagai tindakan preventif dengan rutin menggunakan morning skincare 30 menit sebelum beraktivitas. Morning skincare terdiri dari facial wash, facial toner, serum, pelembap dan tabir surya.
“Mulai dengan membersihkan wajah dengan facial wash setelahnya aplikasikan toner untuk mengembalikan pH balance. Lalu berikan serum sebagai penangkal radikal bebas. Gunakan serum wajah yang mengandung Vitamin C dan E agar lebih maksimal melindungi kulit dari berbagai material radikal bebas. Untuk sentuhan akhir sebelum mengenakan bedak dan kosmetik lainnya, aplikasikan tabir surya sebagai perlindungan utama dari sinar UVA dan UVB” Papar dr. Pim.
“Jangan lupa saat ke luar rumah gunakan juga payung atau topi sebagai upaya maksimal perlindungan.” Tambahnya.
Dr. Pim menjelaskan juga bagi yang enggan menggunakan tabir surya, ada konsekuensi besar terpapar sinar UVA dan UVB. Oleh karena itu, dr. Pim menyoroti sebagian orang yang merasa sudah cukup dengan foundation yang sudah mengandung tabir surya saja, harus mulai membiasakan menggunakan tabir surya.
Cara Penggunaan Tabir Surya
Cara menggunakan tabir surya disesuaikan dengan jenis tabir surya yang digunakan. Misalnya, jika menggunakan tabir surya berupa krim, harus diaplikasikan sebanyak dalam dua ruas jari. Caranya, tuangkan krim tabir surya dalam dua ruas jari sendiri lalu aplikasikan. Harus diulang setiap dua jam sekali selama di luar rumah. Jika menggunakan tabir surya bentuk spray, harus menyemprotkan enam kali pada per bagiannya.
Kadar SPF tabir surya yang disarankan dr. Pim adalah SPF 30, jika ada yang menganggap SPF 50 adalah lebih baik, menurut dr. Pim perbedaan kemampuan perlindungan pada kulit tidak jauh berbeda, yaitu hanya 1% saja. Dijelaskannya juga bahwa SPF berfungsi sebagai perlindungan dari sinar UVB. Efektivitas perlindungan tabir surya menurut dr.Pim bergantung pada konsistensi pemakaian yang berulang setiap dua jam sekali dan jumlah pada dua ruas jari yang digunakan.
Perbedaan Sunscreen dan Sunblock
Sunscreen fokus sebagai pelindung kulit dari sinar UVB. Sifatnya dapat menembus dan menyerap pada kulit sebagai upaya perlindungan sebelum sinar UV mencapai lapisan kulit.
Sedangkan sunblock sifatnya dapat menghalau dan memantulkan sinar matahari dari kulit yang sudah teraplikasikan sunblock dalam jumlah dua ruas jari. Sunblock memiliki kandungan Titanium Dioksida dan Seng Oksida. Oleh karena itu sunblock lebih efektif dijadikan upaya perlindungan dari paparan kedua sinar UVA dan UVB.
Konsekuensi Jika Kulit Wajah Tidak Terlindung dari Sinar UVA dan UVB
Menurut dr.Pim, jika kulit wajah dibiarkan tanpa pelindung dari dalam maupun luar, paparan sinar UVA dan UVB akan mengakibatkan melasma atau timbulnya flek hitam pada wajah. Hal ini tentunya akan mengganggu secara estetika. Selain mengganggu kecantikan wajah, ditekankan juga oleh dr. Pim bahwa efek dari paparan sinar UVA dan UVB dalam jangka panjang juga berpotensi pada gangguan kesehatan yaitu melanoma atau kanker kulit.
Jika sudah memahami konsekuensi dari mengabaikan perawatan kulit, segera lakukan langkah yang disarankan dr.Pim di atas ya Sobat Female! Termasuk untuk anak-anak sudah bisa diaplikasikan tabir surya dengan catatan pakai tabir surya yang less iritatif seperti kandungan Seng Oksida yang terdapat pada sunblock.
Untuk makanan yang dikonsumsi setiap hari pun harus terjaga dan ada kecukupan porsi makanan yang mengandung antioksidan seperti sayuran, kacang-kacangan, buah segar dan yoghurt.
Mengenal Lebih Dekat dr.Pim
Dokter kecantikan yang berkarakter ini selain kegiatan rutinnya adalah praktik di RS EMC Sentul dan Klinik CDERMA Pondok Indah, dr. Pim juga memiliki sejumlah hobi, yaitu fotografi, traveling hingga olah raga berkuda.
Cita-cita awalnya bukan menjadi dokter, sejak SMA Ia sudah mempersiapkan langkah untuk menjadi editor perfilman dengan mengikuti sejumlah workshop movie atau animasi editor sejak SMA. Namun takdir berkata lain, dengan tuntunan dan dukungan kedua orang tuanya, dr. Pim lulus dengan baik dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Merasa ingin menambah kualifikasinya, dr. Pim mengambil spesialis kulit di Universitas Hasanuddin Makassar selama 3,5 tahun dengan fokus pada kecantikan kulit mencakup Dermatologi, Venereologi dan Estetik.
Dokter yang kerap serasi dengan busana sentuhan etnik pada akun Instagramnya ini, mengatakan bahwa mengambil spesialis kulit juga ada alasan visioner yang bertujuan untuk lebih menggali lagi inovasi di bidang kesehatan kulit seperti penyakit menular seksual. Jadi, tidak sekadar untuk kecantikan saja.
Dalam kesempatan ini, dr. Pim menyoroti pentingnya edukasi untuk masyarakat agar meningkatkan pengetahuan terhadap segala produk kecantikan dan kesehatan kulit. Dimulai dengan aware dengan komposisi produk dengan membaca kemasan untuk mengetahui ingredients produk, memerhatikan tanggal kedaluwarsa hingga petunjuk cara penggunaannya. Selain untuk melindungi juga dapat memaksimalkan perawatan jika produk yang digunakan sesuai dengan jenis kulitnya.
“Masyarakat juga wajib memahami literasi digital dengan baik, mampu mencerna informasi terkait berbagai review produk kecantikan, testimony selebriti hingga penawaran promo yang tidak wajar. Harus dicerna dan dipahami lalu ambil sikap yang tepat. Karena review produk yang beredar bisa saja cocok bagi sebagian orang namun bisa berakibat yang tak diinginkan juga bagi sebagian orang oleh karena itu penting memahami bagaimana mencerna informasi yang diterima. Caranya bisa memastikan melalui saran sumber ahli seperti dokter dan ahli terpercaya. Jika tidak menemukan sumber ahli melalui platform yang kurang kredibilitasnya, bisa langsung konsultasi ke klinik kecantikan yang legal.” Kata dr. Pim.
Sumber daya manusia dan infrastruktur dalam dunia kecantikan dan kesehatan kulit di Indonesia menurut dr. Pim sudah cukup baik dan harus diimbangi dengan edukasi massif untuk masyarakatnya, mulai dari tenaga kesehatannya, konsumen hingga pengusaha klinik kecantikan.
“Saya mengajak semua pelaku bisnis kecantikan, perlu dikuatkan juga visi dalam mengedukasi masyarakat dari berbagai sisi. Tidak sekadar meraup keuntungan secara materi semata karena jika masyarakat teredukasi dengan baik, visi misi bisnis kecantikan pun akan ikut maju dan membuka peluang inovasi yang lebih besar.” Pungkas dr. Pim.