Adanya peraturan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online bagi siswa-siswa sekolah sejak bulan Maret 2020, menjadikan interaksi anak-anak dengan gadget semakin intens. Para orang tua boleh terbebas dari rasa khawatir akan bahaya Covid-19 selama buah hatinya tidak pergi ke sekolah. Tetapi ada yang perlu diwaspadai, yaitu kesehatan mata anak sehubungan dengan PJJ online yang dilakukan setiap hari.
Salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada mata anak adalah nearwork atau aktivitas mendekatkan mata dengan objek. Pembelajaran online yang menggunakan komputer atau smartphone merupakan bagian dari nearwork, yang apabila tidak dilakukan dengan benar dapat mengakibatkan Myopia.
Myopia adalah kondisi bola mata memanjang dan penglihatan tidak bisa fokus terhadap objek yang jauh. Kondisi tersebut dikenal juga dengan istilah mata minus yang saat ini dialami oleh sekitar 25% populasi dunia. Ciri-ciri gangguan Myopia pada anak diantaranya membaca buku dan menonton televisi dari jarak yang sangat dekat, sering memicingkan dan mengucek mata serta mengalami sakit kepala. Pada situasi yang normal kemungkinan anak dengan Myopia akan menarik diri dari kegiatan sekolah karena tidak bisa melihat papan tulis dengan jelas.
Maka dari itu selain pengawasan selama PJJ, orang tua juga perlu memahami cara penggunaan gadget yang tepat untuk menghindari gangguan mata pada anak.
Pembelajaran Jarak Jauh yang Aman untuk Anak
Dokter spesialis mata, dr. Tri Ayu Lestari, Sp.M mengatakan, “Anak-anak terlahir dengan mata plus. Seiring berjalan usia mata akan normal dengan sendirinya.” Mata mencapai masa optimalnya ketika anak berusia 7-8 tahun. Kemudian akan terus berkembang sampai seseorang berusia 17-20 tahun.
Apa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan pihak sekolah agar PJJ dapat berjalan dengan aman dan nyaman? Berikut ini adalah tips yang diberikan oleh dr. Tri Ayu Lestari, Sp.M pada sebuah webinar yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas perempuan di Jakarta, pada tanggal 11 Oktober 2020.
Postur tubuh yang baik. Karena dilakukan di rumah sering kali anak merasa lebih santai sehingga mengerjakan tugas sekolah dengan posisi yang sesukanya. Padahal postur tubuh yang kurang tepat saat belajar bisa berbahaya untuk leher. Selalu ingatkan anak-anak akan pentingnya menjaga posisi tubuh tetap tegak saat menggunakan komputer, agar terhindar dari dampak buruknya.
Gunakan komputer atau laptop. Orang tua bisa memfasilitasi pembelajaran anak dengan gadget berlayar besar seperti komputer atau laptop. Karena jika PJJ dilakukan menggunakan smartphone ada kalanya anak memandang layar yang terlalu dekat karena ukurannya yang lebih kecil. Hal ini bisa mengakibatkan mata lelah.
Layar tidak silau. Pastikan layar tidak silau dan gunakan screen protector agar tidak membuat mata pedih. Menghindari mata pedih juga bisa dilakukan dengan tidak berada terlalu dekat dengan AC atau kipas angin. Sementara itu penggunaan kacamata anti radiasi sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikannya efektif untuk menjaga mata tetap sehat.
Pakai kacamata jika mata minus. Untuk anak-anak yang sudah mengalami Myopia atau mata minus tetapi masih dalam skala minus ringan, tetap harus menggunakan kacamata agar tidak bertambah minusnya akibat memaksakan mata bekerja lebih keras.
Waktu istirahat dan aktivitas fisik. Pihak sekolah bisa memberikan jeda untuk istirahat setidaknya setiap 45 menit. Pada saat istirahat kurang lebih 10-15 menit ini orang tua dapat mengajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, melompat dan gerakan ringan lainnya. Bisa juga melakukan aktivitas di luar rumah agar mata kembali rileks.
Tugas sekolah tidak dalam bentuk digital. Karena PJJ dilakukan secara online, sebaiknya pihak sekolah tidak lagi memberikan tugas dalam bentuk digital. Tugas bisa diberikan secara tertulis dan hasilnya difoto kemudian dikirim ke guru. Hal ini bertujuan agar beban mata anak tidak bertambah berat.
Dalam rentang usia balita sampai remaja, durasi waktu belajar yang aman menggunakan gadget dibedakan berdasarkan tingkat usia anak. Yaitu usia di bawah 3 tahun, 4-6 tahun, 7-12 tahun dan 13-16 tahun. Biasakan juga untuk melakukan 20-20-20 rules selama waktu belajar, yaitu setiap 20 menit istirahatkan mata selama 20 detik dengan memandang objek sejauh 20 feet atau sekitar 6 meter.
Myopia juga bisa dialami saat seseorang sudah dewasa. Aktivitas dekat selain penggunaan gadget adalah membaca buku, menulis, menjahit, membordir dan penggunaan mikroskop. Jadi, tetaplah menjaga kesehatan mata agar selalu produktif di masa pandemi ini terutama untuk anak-anak yang harus menjalani Pembelajaran Jarak Jauh.
-Dz-