Hadirnya moda transportasi MRT Jakarta, setiap progress-nya selalu mengedepankan inovasi dan nilai tambah kebermanfaatan bagi lingkungan di mana MRT Jakarta berada. Seperti upaya-upaya menjaga lingkungan, sustainability dan memberi ruang kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat umumnya dan khususnya para pelanggan MRT Jakarta.
Dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta pada 27 April 2022, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menyampaikan tiga mandat informasi terkait progress pembangunan MRT Jakarta, yaitu perkembangan konstruksi, pengoperasian dan Pengembangan bisnis dan pengembangan kawasan berorientasi transit.
Kali ini, fokus pada konsep Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) yang mempunyai definisi konsep pengembangan kawasan di dalam dan di sekitar simpul transit agar bernilai tambah yang menitikberatkan pada integrasi antar jaringan angkutan umum massal dengan jaringan moda transportasi tidak bermotor. Serta pengurangan penggunaan kendaraan bermotor yang disertai pengembangan kawasan campuran dan padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi. Definisi ini tercantum dalam peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017.
William Sabandar juga menegaskan bahwa di area TOD seharusnya tidak banyak kendaraan bermotor, sebisa mungkin tariff parker ditinggikan agar dorongan penggunaan moda transportasi umum tercapai lebih baik.
“Harus ada moda transportasi lainnya, tak sekadar bangunan saja dan sebaiknya harga properti di sekitar kawasan TOD tidak menjadi mahal.” Katanya.
Dalam pelaksanaannya, MRT Jakarta menerapkan 8 prinsip untuk memperkuat nilai tambah pada TOD. Masing-masing dari prinsip tersebut adalah:
1. Fungsi campuran, Pengembangan fungsi campuran dalam radius tempuh jalan kaki dalam radius 700 meter dari setiap stasiun. Fungsi komersial, perkantoran, kelembagaan, hunian dan fasilitas umum yang diangkat.
2. Kepadatan tinggi, memaksimalkan kepadatan dan keaktifan di sekitar stasiun transit yang sesuai dengan daya dukung kawasannya.
3. Peningkatan kualitas konektivitas, mempermudah pengguna menuju dan dari stasiun yang bebas kendaraan bermotor.
4. Peningkatan kualitas hidup, memberikan kontribusi positif pada kebutuhan harian penumpang, pejalan kaki, pekerja, penghuni dan pengunjung.
5. Keadilan sosial, memampukan komunitas baru dan mensejahterakan komunitas lama yang membuat identitas komunitas di kawasan ini menjadi lebih kuat.
6. Keberlanjutan lingkungan, mengurangi dampak buruk pada lingkungan dengan penurunan jejak karbon, pembaruan air, menjaga ekosistem kota dan pengolahan limbah untuk sumber daya baru.
7. Ketahanan infrastruktur, dengan merancang bangunan tahan gempa dan bencana lainnya.
8. Pembaruan ekonomi, pengembangan ekonomi lokal yang dapat menarik investasi dan peluang kerja baru. Yang mana dukungan pada UMKM pun digencarkan. Contohnya pada Ramadan ini, digelar Bazaar bagi UMKM di area Stasiun Lebak Bulus. Ke depannya akan lebih banyak lagi program terkait pemberdayaan UMKM ini.
Saat ini, MRT Jakarta melakukan progress pembangunan untuk TOD ada di lima tema yang diangkat untuk mewakili dinamika masing-masing stasiun di lima titik sebagai berikut:
1. Gerbang Suar Jakarta, terletak di area TOD Lebak Bulus, menghadirkan simpang temu Lebak Bulus dan Teras Temu Lebak Bulus
2. Ruang Atas Dinamis, TOD Fatmawati, melibatkan Tera Arta Fatmawati (One Belpark) sebagai hunian di kawasan ini.
3. Green Creative Hub, pengembangan kawasan Blok M-ASEAN menghadirkan Taman Literasi Christina Martha Tiahahu, Taman seluas 9000 m2 ini meningkatkan kegiatan dan fungsi pada taman yang memberikan nilai tambah pada penghijauan serta menambah kegiatan pada taman. Lalu Plaza Transit Jalan Mahakam juga direvitalisasi agar pusat kuliner di sini menjadi lebih menarik dan rapi.
4. Kolase Aktivitas di Pusat Jakarta, TOD Istora Senayan sebagai simbol sambutan menuju kawasan CBD yang memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki yang terintegrasi antar fungsi di dalamnya. Salah satunya adalah pedestrian tunnel Menara Mandiri.
5. Kolaborasi Gerak, TOD Dukuh Atas, sebagai pusat transit, kawasan Dukuh Atas memberikan ruang gerak bagi para pejalan kaki dengan adanya simpang temu dukuh atas, pedestrian tunnel plaza UOB, pedestrian Jalan Blora dan simpang terintegrasi Stasiun Karet.
Pembangunan kawasan TOD ini melalui proses yang tidak singkat. Melalui pembangunan jangka pendek 0-3 tahun, jangka menengah 3-10 tahun hingga jangka panjang 20 tahun. Yang mempunyai target lebih awal selesai yaitu TOD Green Creative Hub dan Kolaborasi gerak Dukuh Atas ditargetkan selesai pada Juni 2022.
Untuk pembiayaan Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit ini, berasal dari tiga sumber, yakni dari korporasi, mitra/investasi dan kontribusi lebih bangunan.
Bagaimana Sobat Female? Sudah siapkah memanfaatkan semua fasilitas dan infrastruktur yang telah terprogram di area Transit Oriented Development ini? Pastinya produktivitas akan semakin meningkat seiring kenyamanan yang diberikan MRT Jakarta dalam perjalanan penumpangnya menuju tempat beraktivitas. Untuk perempuan pun dipastikan aman dan terjaga.