Hadir dengan labelnya, JYK, Desainer asal Indonesia Jenny Yohana Kansil berhasil debut perdananya dalam pagelaran pekan mode di Milan Fashion Week 2021 yang diselenggarakan di Palazzo Visconti di Modrone, Milan, Italia pada bulan September lalu. Koleksi Spring/Summer 2022 ini menghadirkan 10 variasi looks dengan mengangkat tema ‘Revolusioner Hope’.
Tema itu sengaja dipilih, karena berdasarkan harapan penyesuaian diri terhadap perubahan dalam hidup dan sebagai bentuk ekspresi terhadap keinginan untuk terus bergerak dan bangkit dari pandemi global covid-19 dengan melakukan perubahan yang signifikan dan membuat harapan baru, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.
Pada koleksi ini ‘Harapan’ diwakili lewat motif lingkaran atau bulat dan juga dalam teknik pola. Bentuk lingkaran berarti perlindungan yang utuh. Artinya jika kita memiliki harapan, kita akan memiliki pikiran yang positif dan hati yang bahagia.
Koleksi yang terinspirasi dari style punk era 70-an. Oh, iya, ini merupakan pertama kalinya sang desainer Jenny Yohana Kansil memadukan gaya klasik modern tersebut dengan kain tradisional khas Indonesia, yaitu batik. Kali ini menggandeng Batik Durian Lubuklinggau sebagai partner kolaborasi, rancangan JYK kali ini memamerkan keunikan kreasi motif buah durian dan bunganya yang menjadi hak paten dari Batik Lubuklinggau.
Dalam mendukung gerakan global sustainable fashion, karya dari JYK ini didominasi pengguna kain alami yang berkelanjutan seperti sutera mentah, sutera organza, dan kulit vegan terbuat dari limbah kopi dan sayuran, Begitu pula dengan batik yang digunakan terbuat dari bahan katun dan sutra dengan teknik pewarna ramah lingkungan, yaitu menggunakan buah pinang dan limbah jengkol, dan daun mangga.
Batik tulis modern ini sudah populer sejak tahun 2013 lalu yang diciptakan pertama kali oleh Yetty Oktariana Prana atau akrab disapa Rina Prana. Ia mengembangkan lebih besar lagi setelah dilantik menjadi ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dekranasda Lubuklinggau. Maka dari itu Rina Prana terus berkomitmen melakukan pengembangan motif dan warna batiknya, termasuk mempromosikan ke tingkat nasional dan internasional.
Ucapan dan apresiasi positif dari berbagai kalangan pun terus membanjiri laman media sosial milik JYK. Berkolaborasi dengan Batik Lubuklinggau ini merupakan kegiatan diplomatik batik Indonesia yang terus didukung oleh KBRI Indonesia di Roma, Jenny Yohana Kansil juga merupakan alumni dari sekolah mode Istituto di Moda Burgo Milan yang kemudian dipercaya membuka sekolah mode Istituto di Moda Burgo Indonesia di Jakarta, dan mendapatkan dukungan penuh dari sekolah mode ternama Italia tersebut. Selain itu tampilnya JYK di Milan Fashion Week ini adalah sebagai bentuk perayaan ulang tahun ke-10 tahun Istituto di Moda Burgo Indonesia.
“Melalui Milan Fashion Week, kami tak sekadar menampilkan koleksi, namun sekaligus memperluas networking dengan banyak pihak di sana untuk membuka peluang dan akses kerjasama kedepannya yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa dan alumni IMB Indonesia. Biaya yang dibutuhkan pun relatif terjangkau, tidak sebesar seperti anggapan awam selama ini, dan yang terpenting dapat memberikan impact dan value yang sangat besar.” ungkap Jenny Yohana Kansil, selaku perancang busana utama dan founder JYK.
Setelah sukses membawa Batik Durian Lubuklinggau di kancah internasional, besar harapan untuk brand JYK dapat berkolaborasi dengan pengrajin batik lainnya. Mengingat masih banyak wastra Indonesia yang bisa dibawa ke panggung mode internasional. Semoga!
(Yopi Saputra/Images : Doc. JYK)