Batik selalu identik dengan daerah Jawa. Secara historis memang Jawa memegang peranan besar. Dari segi motif, pengrajin dan infrastruktur serta tenaga ahli sudah berkembang dan dikenal.
Sangat menarik saat daerah-daerah lainnya di Indonesia melengkapi seni batik yang sudah menjadi milik Indonesia, bukan hanya milik Jawa. Sebut saja, Minang dan Papua yang sudah mulai mengembangkan budaya lewat Karya Batik. Eksistensi Batik di Indonesia jadinya tidak monoton. Ragam corak, warna dan nilai sejarah yang dituangkan dalam motif nya sangat melengkapi investasi budaya.
Diana Penyami, yang FD temui di gelaran hari pertama Indonesia Fashion Week 2015 (26/2) mengungkapkan bahwa Batik adalah proses, pembuatan karya yang memmerhatikan detail dalam coraknya, dihubungkan dengan filosofi yang ada pada kehidupan sehari-hari.
“Membuat Batik itu rumit, perlu ketelatenan dan lebih penting lagi, adalah mengungkap cerita atau filosofi yang terdapat pada corak Batik. Sehingga karyanya mempunyai ruh karena dibuat dari hati.” Ungkap perempuan yang mempunyai butik khusus Batik Papua di kawasan Tangerang ini.
Pasokan Batik Papua didapat sangat terbatas, karena belum banyak perajin Batik Papua yang menekuni profesi ini.
“Produksi pun belum banyak, padahal permintaan pasar sudah banyak dan beberapa pelanggan dari negara di Eropa, seperti Belanda dan Swedia serta Amerika kerap memesan Batik Papua.” Diana menambahkan.
Selama ini, Diana order Batik Papua untuk memenuhi pesanan pelanggan dan mengisi butik nya dari teman yang tinggal di Papua.
Produksi Batik Papua tak selalu dibuat di tempat asalnya. Mengingat peralatan dan pengrajin yang masih terbatas. Kalau corak dan bahan, tentu saja berasal dari beberapa tempat, misalnya Jayapura. Motif Cendrawasih, Buah Merah, Patung Asmat, Alat perang dan Genderang perang. “Biasanya warna Batik Papua itu ngejreng seperti merah, pink, hijau dan kuning terang, kalau warnanya gelap terlihat aneh malahan.” Ujar Diana.
Batik Papua diaplikasikan dalam helai katun biasa dan berbagai corak Batik Papua bisa dibuat baju, tas dan aksesories. Kombinasinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kecintaan Diana terhadap kain-kain yang berasal dari Indonesia Timur, semangat melestarikan Batik Papua dengan cara menyediakan pasokan Batik ini di butiknya. Tak hanya itu, ia pun memulai aksinya dengan pemasaran mouth to mouth dengan dengan teman, saudara dan kenalannya di dalam dan luar negeri.