Patti Austin dan Deredia Mengajak Nostalgia di Hari Kedua BNI Java Jazz Festival

Pukul 18.00 di BNI Hall D2 semua tempat duduk penuh dengan penonton berbagai usia. Menantikan penampilan Patti Austin. Penyanyi R&B dan Jazz asal Amerika kelahiran 1950 yang masih energik dan suaranya powerful. Penampilannya bersahaja dengan gaun hijau motif serpihan bulu merak serasi dengan padanan celana panjangnya. Tatanan ikat rambut di belakang membuatnya tampil segar dan menawan, ungkapan age is just a number sangat tepat untuknya.

Patti membius penonton larut dalam nostalgia dengan iringan jazz yang kental membawa ke nuansa romantis, syahdu dan berenergi. Pas untuk menemani di saat kondisi penat. Lagu-lagu yang dibawakan Patti di antaranya How Do You Keep, Baby Come To Me, Smoke Gets in Your Eyes, They Can’t Take That Away from Me dan Stop, Look, Listen. Improvisasi yang dilakukannya memberi kejutan tersendiri buat penonton, membuat gemuruh tepuk tangan panjang disambut senyum lepas penyanyi peraih Grammy Award ini.

Dalam beberapa lagu, Patti juga mengajak penonton bernyanyi bersama, bergantian antara penonton perempuan dan penonton laki-laki. Penonton semakin hanyut terbawa ke masa yang membuat mereka teringat pada moment spesial. Patti menyerukan bahwa cinta kasih harus selalu ditebarkan setiap saat.

Sampai di akhir pertunjukan, penonton masih belum beranjak dan beberapa berteriak “We want more!” disertai tepuk tangan panjang dan masih standing applause tanpa beranjak menandakan penonton puas namun masih ingin menambah waktu lagi penampilan Patti Austin.

Belum puas bernostalgia dengan Patti Austin, Deredia di Hall Wonderful Indonesia mengajak penonton melanjutkan nostalgia kembali ke era 50an sesuai dengan ciri khas band tersebut yang konsisten memainkan lagu-lagu lawas lengkap dengan outfit era tersebut. Suasana nostalgia semakin terasa saat beberapa lagu dinyanyikan penuh keceriaan seperti Pergi Tamasya, Lagu Dansa, Kisah Mencari Seorang Raja, Nurlela, Malam Bergelora, Rasa Sayange dan Teman Seperjuangan.

Vokalis Louise Monique sangat interaktif dan atraktif, sehingga penonton terbawa larut dalam suasana keceriaan. Beberapa penonton diajak tampil dan ikut memeriahkan suasana dengan candaan hangat. Termasuk beberapa pasangan yang hadir menjadi bagian interaksi untuk beberapa lagu yang dibawakan.

Pakaian yang dikenakan Deredia seragam dengan bawahan hitam dan atasan garis-garis merah putih. Louise bersama empat rekannya Yosua Simanjuntak (gitar), Papa Ical (bass), dan Aryo Wicaksono (drum), Raynhard Lewis (keyboard) tampak serasi da nada chemistry saat memainkan lagu demi lagu. Deredia mampu menyedot penonton dari berbagai usia, bagi yang usia matang terbawa ke ranah nostalgia dan bagi usia muda, semua lagu berirama ceria memberi hiburan dan semangat. Terlihat beberapa penonton ikut bergoyang dan menular ke penonton di kanan kiri serta depan belakang.

Cukup dengan nostalgia bersama Patti Austin dan Deredia, bergeser ke titik lain, hari kedua BNI Java Jazz dipenuhi berbagai penampilan yang tak kalah seru dengan hari pertama.

Penampilan Joey Alexander, Sezairi, Cockpit, Clever Moose, Cakra Khan, Indonesian Brazil Project, Adhita Sofyan, Matt Johnson dan masih banyak lagi membuat pengunjung tak bosan untuk memilih mana yang menjadi favoritnya dan mana yang sesuai untuk dijadikan bekal sebagai bagian dari investasi kenangan yang memorable. Java Jazz Festival bukan sekadar menikmati musik namun membawa kehangatan bagi siapapun yang datang baik sendiri atau bersama keluarga atau pasangan. Karena setelah berada di sana, semua larut dalam kebersamaan, baik ketika sing along bersama penyanyi juga bergoyang bersama tanpa ada rasa ragu atau mau, yang terpikirkan hanyalah let’s jazz up together!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *