Terapkan Keamanan di Dunia Maya Seperti di Dunia Nyata

Saat berselancar di dunia maya, ibarat sedang berjalan-jalan di tempat sepi namun banyak pengintip tak kasat mata yang siap mencuri setiap detail identitas orang yang berjalan tersebut. Pengintai akan mengikuti ke mana perginya orang tersebut dan niat jahat untuk mencuri apa yang dimilikinya direncanakan dengan detail.

Begitu pula ketika di dunia maya, saat berselancar di timeline sosial media, ketika download sesuatu dari internet, aka nada banyak printilan yang mengintai pengguna sosial media tersebut dan mengikuti jejaknya, jenisnya bisa berupa virus spyware, malware, trojan dan sejenisnya.

Anti virus yang digunakan secanggih apapun, jika penggunanya masih lengah dan mudah dicuri datanya karena keamanan kunci akunnya mudah ditebak dan diretas oleh hacker.

Hal ini dipaparkan oleh Andri Hutama Putra, President Director ITSEC.Asia dalam Community Workshop dengan tajuk “Keamanan di Ruang Digital” pada 21 Mei 2022 di Jakarta.

Andri mengatakan bahwa kesadaran dan proses edukasi harus selalu ditanamkan oleh masyarakat luas sebagai upaya menjaga diri dari berbagai kejahatan siber. Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada 2021 tingkat kejahatan siber Indonesia tembus hingga 1,6 miliar dan diprediksi meningkat pada 2022.

Peningkatan kejahatan tersebut seiring dengan peningkatan pengguna internet di Indonesia. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, penetrasi internet di Indonesia melonjak sebesar 54,25%. Terhitung pada awal tahun 2022, sebanyak 205 juta atau 73,7% dari total populasi penduduk Indonesia sudah terhubung ke internet.

Maka dari itu, Andri menyarankan kepada semua pengguna internet untuk paham dalam aspek keamanan digital. Andri membagikan tip sebagai berikut agar keamanan digital terjaga:

1. Klasifikasikan email yang digunakan untuk login akun sosial media, perbankan, keanggotan suatu platform dan lain-lain. Agar tidak tercampur dan potensi kejahatan dapat diminimalisir.

2. Buat password yang kuat dan dikombinasikan antara huruf, angka dan tanda baca. Buatlah password se-alay mungkin agar tidak mudah ditebak.

3. Buat Two Factor Authentication agar keamanan berlapis.

4. Aktifkan selalu fitur notifikasi baik di handphone ataupun laptop agar aktivitas login terkontrol.

5. Tidak sembarangan membuka link yang dikirimkan melalui email atau aplikasi chat, khawatir link tersebut adalah buatan orang tak bertanggung jawab yang telah menyisipkan virus pengintai.

6. Pada saat mengunduh aplikasi atau dokumen dari internet, pastikan dulu keamanannya dengan mengecek apakah platform tersebut resmi dan aman untuk digunakan. Perhatikan term and condition pada saat download sesuatu, apakah mereka menginginkan akses kontak dan lain sebagainya? Jika riskan, batalkan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Pada saat yang sama, hadir juga pembicara Ani Berta sebagai perempuan yang aktif di sosial media dan berprofesi sebagai content writer. Dalam hal ini, Ani berbagi insight bahwa dalam aktivitas digital, harus diperhatikan juga value apa yang bisa dipetik. Misalnya, pada saat seseorang membeli kuota internet, harus digunakan untuk hal-hal yang ada manfaat langsungnya.

Ani mencontohkan, dalam dunia internet terdapat platform-platform edukasi yang menyediakan sarana belajar gratis, mulai dari teknik penulisan, pembuatan infografis, video hingga public speaking. Semua manfaat ini tak terbatas dan mudah diakses. Jadi tinggal diniatkan untuk belajar, keuntungan secara ilmu bisa didapatkan.

Seiring berkembangnya pengguna internet dan platform untuk influencer, peluang-peluang pun berdatangan. Seperti menjadi Blogger, Youtuber dan profesi-profesi yang berhubungan dengan dunia digital pun bermunculan. Ani menyarankan bagi yang menyandang profesi-profesi di ranah digital wajib menerapkan etika bersosial media sekaligus mengetahui rules apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Termasuk melindungi privacy serta menghindari membagikan konten hoaks.

Sobat Female, apakah sudah siap menerapkan tip yang dibagikan para pembicara di acara workshop tersebut? Mari kita jaga keamanan pribadi kita di dunia digital seperti kita juga menjaga keamanan diri di dunia nyata.   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *