Perempuan-Perempuan Inspiratif dalam Komunitas Pendidikan

Kegiatan Kumpul Komunitas dan KOL dalam Rangka Komunikasi Program Prioritas Ditjen PDM Gel 2 (PDM 07) oleh Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) pada 22 – 24 Juli 2024 di Avenzel Hotel & Convention, memberikan ruang yang luar biasa kepada banyak Komunitas di seluruh Indonesia yang berfokus pada dunia Pendidikan untuk menyukseskan Program Merdeka Belajar.

Event yang berlangsung selama tiga hari ini sekaligus menjadi sarana yang positif bagi semua komunitas untuk saling berbagi pengalaman, bertukar ide, mengelaborasi program-program, dan merencanakan berbagai kolaborasi dalam rangka mendukung Pendidikan di Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan visi program Merdeka Belajar, Kemendikbudristek tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tepatnya menerapkan budaya gotong royong seperti yang dimiliki oleh Indonesia secara turun temurun. Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai Komunitas agar cita-cita Indonesia Emas 2024 dapat tercapai sesuai dengan timeline pemerintah.

Kegiatan Kumpul Komunitas tahap dua ini diikuti oleh 90 orang peserta yang terdiri dari 21 komunitas pendidikan. Mulai dari ASTINA(FTPKN), Birth Club Indonesia, Duta Teknologi Kemendikbudristek, Guru, Female Digest Community, Forum Anak Nasional, Forum Nasional Guru Penggerak,  Genre Indonesia, Indonesia Book Party (former Jakarta Book Party).

Hadir juga dari Kami Pengajar, Kampung Dongeng Indonesia, Koneksi Indonesia Inklusif, Guru Konten Kreator,, Komunitas Pendidik Belajar.id, Mom Influencer Indonesia, NAYS INDONESIA, Papa Moeda, Perkumpulan Penulis Indonesia ALINEA, Reading Bugs, Sahabat Anak, Sidina Community, dan Yayasan Guru Belajar.

Menariknya, peserta dan pembicaranya didominasi oleh perempuan, bahkan banyak dari perempuan-perempuan inspiratif ini sebagai Founder di komunitasnya. Hal ini membuktikan bahwa sepak terjang, minat, dan kontribusi  perempuan dalam dunia pendidikan di Indonesia sangat tinggi dan mempunyai peranan sangat besar. Salah satu perempuan inspiratif yang hadir dalam acara ini adalah Marthella Sirait, perempuan inspiratif pendiri Konekin.

Source : Instagram @marthellarrs

Marthella Sirait adalah seorang lulusan dari kampus ternama di Inggris yang memiliki minat untuk mengikuti salah satu program pengabdian dalam pendidikan di Desa Adodo Molu, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku selama kurang lebih satu tahun. Marthela membagikan pengalaman mengajarnya di sekolah pedalaman yang kondisinya masih belum tersedia listrik dan signal.

Pertemuannya dengan tiga anak difabel di tempatnya mengajar, menjadi titik balik sekaligus eye-opener yang meyakinkan Marthella akan panggilan hidupnya. Ketiga anak-anak ini memberikannya inspirasi untuk mendirikan sebuah komunitas yang berfokus pada pemberdayaan orang-orang difabel.

Pertemuan dengan perempuan hebat lainnya yaitu Chintia dan Arita dalam berbagai kegiatan pendidikan juga semakin menguatkan perempuan dengan nama lengkap Marthela Rivera Roidatua Sirait ini, untuk mendirikan komunitas difabel, yang akhirnya melahirkan KONEKIN.

Berbekal dari nol rupiah dan gotong royong bersama tiga sahabatnya, Marthela berhasil berkontribusi memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para difabel dalam hal pendidikan melalui KONEKIN yang sekarang sudah berusia lima tahun.

Beberapa program dari KONEKIN yang saat ini sudah berjalan adalah Event Inklusif Konekin yang terdiri dari dua kegiatan yaitu #KongkowInklusif yang diadakan sebulan sekali dan #PestaInklusif setahun sekali. Konekin juga membantu beberapa organisasi dalam merancang acara lebih inklusif dengan mempromosikan vendor yang isinya orang-orang disabilitas.

Program kedua dari komunitas yang sudah tersebar di dua puluh kota di Indonesia ini adalah program Dei In Business, program ini membuka peluang kerja inklusif dengan menawarkan jasa Disability Equality Training, Accessibility Assessment, BERSIAP, dan screening kandidat disabilitas kepada perusahaan.

Program ketiga dari komunitas yang sudah memiliki lebih dari 77 partner lintas sektor ini adalah Kecil-Kecil Bisa Inklusif. Program ini didirikan pada Desember 2022 dengan meluncurkan buku cerita anak disabilitas (BISA) dan pada Desember 2023 KONEKIN meluncurkan Playdate Inklusif. Kedua buku ini mengajarkan empati sejak dini kepada anak-anak. Program-program hebat ini tentunya membantu difable menjadi lebih berdaya dan memiliki kesempatan yang sama dalam meraih semua mimpinya.

Hal serupa dilakukan oleh perempuan inspiratif lainnya, Maurensyah yang merupakan Koordinator Nasional Guru Penggerak. Bersama komunitas yang dikelolanya yang memiliki tujuan kuat untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang lebih baik, Mauren menyusun beberapa program pendidikan yaitu Pemimpin Pembelajaran, Agen Perubahan, Kolaborator, Pemberdaya, Inovator, dan Pendorong Pengembangan Profesional.

Dalam sharingnya, Mauren mengatakan bahwa dalam menjalankan program kerjanya, semua pihak Forum Nasional Guru Penggerak menjalankan komunikasi intensif antar anggota komunitasnya. Karena komunikasi yang berjalan dengan baik memberikan arahan jelas dalam mendukung kolaborasi dan berbagi ide, memperkuat dukungan dan motivasi antar guru, dan juga mempercepat penyebaran informasi dan praktik terbaik.

(Contributor : @meidaema)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *