Mishka Project, Kebaikan Modest Fashion untuk Kemanusiaan dan Para Pengungsi Wanita


Belakangan ini jumlah pengungsi di Indonesia menurut data dari UNHCR Indonesia (Badan PBB untuk Pengungsi) per-Juni 2021 diperkirakan mencapai 13.416 pengungsi. Ada sebanyak 58 persen pengungsi di Indonesia berasal dari Afganistan.

Sebagian dari mereka merupakan pengungsi wanita yang berharap memiliki peluang untuk membangun masa depan yang cerah. Ketidakpastian masa tinggal disuatu negara dan tidak dapat bekerja secara profesional, membuat sebagian dari mereka mengaku putus asa, bahkan untuk berusaha hidup tanpa beban pikiran akan masa depan saja, sudah cukup sulit bagi mereka. Ditambah lagi dengan pagebluk Covid-19 yang kian hari makin tak menentu.

Makaila Haifa, bersama komunitas #WEGOTYOURBACK_ID selalu berkomitmen untuk membantu women support women atau pemberdayaan perempuan terutama dibidang sosial dan kemanusiaan. Karena itulah yang menjadi inspirasi Makaila Haifa untuk membuat proyek sosial ini dan bekerjasama dengan para pengungsi wanita di bawah naungan UNHCR Indonesia dan komunitas #WEGOTYOURBACK_ID.

Dengan proyek sosial ini, Makaila Haifa, komunitas #WEGOTYOURBACK_ID dengan senang hati bekerjasama dengan para wanita yang luar biasa. Dan kami menyebutnya dengan “Mishka Project”.

Saya dedikasikan project ini untuk bayi saya, Mishka. Sebagai rasa syukur saya yang terinspirasi dari perempuan-perempuan refugees yang tangguh, berani menentukan nasib sendiri, dan punya mimpi. Semoga project ini bisa sedikit membantu mereka dalam proses menunggu dan memberikan manfaat.” Ujar sang desainer Hida via pesan elektronik.

Nama “Mishka” sendiri memiliki arti “Hadiah Cinta”. Hadiah cinta inilah yang ingin Makaila Haifa bagikan untuk para wanita diseluruh dunia yang bekerja bersama kami. Mishka Project ini didedikasikan untuk bayi perempuan dari pendiri brand Makaila Haifa, yaitu Hida.

Lewat Mishka Project ini para pengungsi wanita dan pengungsi pria, mereka berkesempatan untuk mengikuti serangkaian kegiatan, mulai dari November 2021 hingga Januari 2022, yaitu berupa audisi, pelatihan, dan pemotretan untuk campaign Mishka Project. Ada sebanyak 4 peserta pengungsi wanita yang terpilih sebagai fashion model.

Makaila Haifa juga melibatkan dan berkolaborasi dengan para pelatih profesional dibidang fashion. Melatih dan mengajarkan para pengungsi wanita tentang fashion modeling. Mulai dari cara ber-pose yang baik dan benar, cara berjalan untuk runaway, dan fashion manner lainnya.

Dengan pelatihan ini para pengungsi wanita memiliki kesempatan untuk menjadi model dan talent untuk pemotretan campaign Mishka Project. Para pengungsi atau komunitasnya juga mendapatkan pembagian hasil dari profit yang diterima dari penjualan koleksi khusus Mishka Project. Dan untuk Mishka Project ini dananya berasal dari Makaila Haifa sendiri, tanpa donasi dan sponsor dari pihak lain.

Menjadi pengungsi di negara orang bukanlah hal yang mudah, berpisah dengan keluarga, keterbatasan bahasa, sosial, dan budaya akrab dengan keseharian mereka. Para pengungsi biasanya harus menunggu lama untuk mendapatkan suaka dari negara ketiga. Paling tidak dengan adanya Mishka Project ini bisa membantu dan meringankan beban mereka. Dan mereka memiliki harapan untuk tetap semangat hidup.

Terakhir, semoga ini awal dari perjalanan panjang Mishka Project untuk kedepannya. Besar harapannya dengan ada proyek sosial ini bisa berkelanjutan dan membuka gerbang untuk membantu serta berkolaborasi dengan banyak wanita pengungsi di luaran sana. Amiin!

Tentang Makaila Haifa

Makaila Haifa adalah modest fashion brand yang berdiri sejak 2018 beroperasi di Jakarta dan Singapura. Makaila Haifa sendiri memiliki simbol untuk semua wanita kuat. Nama Makaila Haifa diambil dari nama kedua putri dari Hida pendiri dari Makaila Haifa.

Makaila Haifa terus berkembang dan hingga saat ini Makaila Haifa terus eksis dengan membuat proyek sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan atau women support women dan berhasil membuat komunitas #WEGOTYOURBACK_ID adalah komunitas yang bertujuan untuk menyemangati wanita dan sesama sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan sosial.

Penulis : Yopi Saputra
Editor : Hani. S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *