Bagi penikmat sinetron Preman Pensiun di televisi di sepanjang 2015, sudah tak asing dengan semua adegan dan pemain di film garapan MNC Pictures yang sudah tayang sejak 17 Januari 2019 di seluruh bioskop Indonesia.
Judul Preman Pensiun tetapi isinya tak semua menceritakan tentang sepak terjang preman. Ada proses para preman yang dipimpin Kang Muslihat (Epy Kusnandar) beserta anak buahnya dalam transformasi menjadi individu yang lebih baik di lingkungannya. Semuanya diarahkan Kang Bahar (Alm Didi Petet) untuk beralih profesi, seperti berjualan dan menjadi jasa keamanan.
Kang Muslihat berhasil dengan usaha membuat opak, Murad dan Pipit menjadi tenaga kemananan di sebuah supermarket dan lain-lain.
Walau Kang Bahar sudah tiada, semua anak buahnya masih menghormatinya dan ikut menjaga anaknya, Kang Muslihat masih sering berkomunikasi dengan Kinanti (Tya Arifin) baik sekadar konsultasi usahanya atau membantu suatu keperluan. Begitu pula Kinanti, masih selalu menganggap semua anak buah alm papanya sebagai kakak atau pamannya.
Para mantan preman yang masih sering berkomunikasi saling mengisi dan saling memberi semangat dalam kehidupannya. Tetapi bukannya tak ada konflik. Namanya mantan preman, selalu ada pengaruhnya terhadap interaksi kurang nyaman dengan orang lain yang baru dikenal. Contohnya, ketika Eneng (Safira) anaknya Kang Muslihat beranjak dewasa dan ada yang menjadi teman dekatnya, serta merta diintimidasi oleh anak buah Kang Muslihat.
Tujuannya untuk menjaga Eneng agar tak pernah tersakiti. Dari alur ini ada inspirasi tersendiri, bahwa mendidik anak diperlukan komunikasi dan saling mengisi dari kedua orangtuanya. Esih ibunya Eneng kerap memberi masukan dan saran kepada suaminya agar tak terlalu protektif terhadap anak namun tetap diawasi.
Anak zaman sekarang tak bisa terlalu didikte dan komunikasi adalah kunci dari penyelesaian suatu masalah. Bahkan anak jika diberi kepercayaan, akan otomatis bisa menjaga dirinya sendiri. Dalam film ini tergambar jelas tips parenting dari keluarga Kang Muslihat yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat pada umumnya.
Klimaks pada Film Preman Pensiun ini pada adegan Kang Gobang (Muhammad Jamasari) yang kembali menemui semua anak buahnya di lokasi Terminal Cicaheum yang dikuasainya. Untuk mengetahui lebih lengkap kelanjutannya, bisa langsung nonton Film Preman Pensiun di bioskop terdekat.
Film dengan skenario yang dibuat Aris Nugraha tak lebih dari dua minggu namum dialognya terasa hidup dan para pemain terlihat natural dengan logat Bahasa Sunda nya yang kental. Lokasi film diambil di beberapa lokasi di Kota Bandung, seperti Tamansari, Cipaganti, Kiaracondong dan Terminal Cicaheum.
Latar musik angklung yang mendukung serta suasana Kota Bandung yang ditampilkan membawa kesan tersendiri dalam film bernuansa komedi, kekeluargaan, cinta dan persahabatan ini.
Pesan moral dari Film Preman Pensiun adalah sikap tanggung jawab yang dikedepankan. Egoisme yang luntur oleh keluluhan Kang Muslihat ketika melihat keluarga dan sahabat-sahabatnya. Apapun akan dilakukannya demi sebuah tanggung jawab.