Hajatan seni akbar Indonesian Dance Festival 2022 (IDF) bertema “RASA” Beyond Bodies resmi dibuka pada 22 Oktober 2022 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Hasil perjalanan tiga dekade IDF yang lahir sejak 1992 ini, membuat gelaran ini terasa matang dan nikmat dirasakan oleh siapapun yang hadir.
Malam pembukaan menghadirkan para seniman yang totalitas menghadirkan ruh karya penuh rasa, diawali dengan persembahan Tarian Betawi Kontemporer mengusung “Jakarta Reframed” oleh Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta Jurusan Seni Tari dan Pertunjukan. Tarian yang dipertunjukkan tidak sekadar memenuhi pakem tarian Betawi pada umumnya namun memadukan konsep teater dengan menambahkan beberapa properti seperti tangga kayu artistik dan kostum penari Betawi yang berpadu antara desain asli dan modern. Keunikan ini mudah dicerna dan diterjemahkan.
Penari menuju ke Teater Besar mengiringi tamu undangan untuk memasuki teater untuk mengikuti prosesi pembukaan selanjutnya. Siapapun yang berada di sana, merasakan aura karya seni berkarakter dan tema “RASA” yang diusung, berhasil menghanyutkan rasa, hati dan pikiran semua yang hadir. Terbukti semuanya mengikuti jalannya acara hingga selesai dengan tepuk tangan panjang.
Indonesian Dance festival dengan visi pemberdayaan untuk para pelaku seni tari yang disampaikan oleh Ratri Anindyajati selaku Direktur IDF dalam pidato pembukaannya, menyatakan bahwa moment IDF 2022 menjadi sebuah refleksi dan amplifikasi bagi pengurus IDF dalam memberikan impact besar bagi masyarakat luas khususnya bagi para pelaku seni tari di Indonesia agar dapat memaksimalkan potensinya agar terus meningkat dan memberikan value tinggi bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
“Dengan spirit pemberdayaan bagi pelaku seni tari dari mulai penari, koreografer, produser dan seluruh komponen yang berhubungan di dalamnya, maka IDF berupaya semaksimal mungkin untuk mewadahi potensi-potensi tersebut dalam berbagai program berkelanjutan.” Ungkap Ratri.
Ungkapan Ratri Anindyajati sejalan dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim yang memberikan semangat dengan pernyataannya yang mengungkapkan bahwa seni tari tidak sekadar gerakan diiringi musik atau nyanyian namun tarian sebuah ekspresi dalam mengungkapkan budaya, sikap, karakter dan mengungkapkan emosi secara positif seirama dengan gerak tubuh.
Menteri Nadiem juga mengungkapkan dari seni tari ada upaya untuk memaksimalkan dialog dengan Sang Pencipta dan alam semesta. Ada ajakan untuk melakukan kebajikan dan membentuk menjadi manusia berbudaya.
IDF 2022 memberikan Lifetime Achievement Award kepada Marzuki Hasan dan Nurdin Daud yang berkontribusi dalam waktu setengah abad melalui Tari Aceh dan berhasil memukau dunia. Dua maestro seni ini berhasil memperkenalkan Budaya dan Tari Aceh pada dunia sehingga Budaya Indonesia tak hanya dikenal dari Tari Bali, Jawa atau Sunda saja. Berawal dari menciptakan Tari Rampak pada 1978 lalu konsisten berinovasi pada gerakan Tari Saman, Ratoh, Seudati, Laweut dan Tari Aceh yang lainnya.
Puncak pembukaan, menampilkan karya “SILO” hasil racikan karya Hari Ghulur yang menampilkan seni tari yang terinspirasi oleh budaya tahlil di Madura sebagai ritual religi yang memaksimalkan ikhtiar puncak emosi saat berdialog vertical dengan Yang Maha Kuasa melalui gerakan berulang secara personal. Gerakan motorik dalam keterbatasan ini, membuat diri mengenal rasa dan refleksi tubuh atas ungkapan yang bermakna dalam.
Hari Ghulur menyuguhkan karya ini menampilkan tujuh penari, Erina Aprilyani, Puri Senja, Patry Eka, Aditya Putra, Angga I Tirta, Rifai dan Hari Ghulur sendiri.Indonesian Dance Festival akan berlangsung mulai 22 hingga 28 Oktober 2022 di Taman Ismail Marzuki dan Komunitas Salihara Arts Center. Dengan 14 pertunjukan dan 8 Lokakarya dan master class. Dapat diikuti oleh seluruh masyarakat.