Apa yang terlintas ketika mendengar kata diet? Beragam image klasik tentang upaya menurunkan berat badan, melangsingkan hingga program mengurangi makan. Ini adalah pendapat umum yang hanya mengetahui soal diet dilihat dari permukaan secara sekilas.
Menurut dr. Yovi Yoanita, Praktisi Nutrisi, Wellness dan Antiaging pada 9 Juni 2024 dalam acara “Meet dr.Yovi” di Y Clinic Bintaro, berdasarkan penjelasannya, diet tidak sesederhana soal kalori masuk dan ke luar. Dalam tubuh terdapat proses yang menyeluruh yang memerlukan fokus perhatian.
Hubungan kalori dan obesitas
Dalam pembahasan tersebut, dokter Yovi menyoroti masalah alur asupan kalori yang harus mencukupi dan tidak juga kurang karena dalam prosesnya, kalori bermanfaat sebagai produksi hangat tubuh, protein baru dalam tubuh, memperbaiki tulang, mengencangkan otot, proses kognitif, bernapas, gerak jantung, detoksifikasi pada liver dan ginjal, pencernaan, ekskresi dan produksi lemak.
Dari rangkaian perjalanan dan fungsi kalori tersebut, kalori akan memprioritaskan untuk fungsi tubuh lain sebelum produksi lemak yang merupakan perjalanan terakhir pada saat ada kelebihan kalori sisa dari produksi fungsi tubuh lain. Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) merupakan acuan apakah berat badan cukup, kurang atau berlebihan. BMI normal menurut WHO dan Kemenkes RI adalah 18,5 – 25,0.
Cara menghitung BMI Berat Badan : ( Tinggi Badan X Tinggi Badan )
BMI normal harus terjaga, dokter Yovi menjelaskan kembali bahwa BMI yang melebihi batas normal akan berpengaruh pada terjadinya Obesitas dan kondisi tersebut dapat membahayakan kesehatan mulai dari penyakit degeneratif, diabetes dan penyakit berbahaya lainnya.
Bijak dalam memilih program diet
Dari sekian banyak metode diet, seperti Diet protein power, Atkins, Paleo, Food combining, Ketogenik dan jenis lainnya menggunakan konsep kalori harian tanpa melihat aspek metabolisme lainnya seperti adaptasi metabolik dan aspek-aspek lainnya. Berangkat dari masalah ini, dokter Yovi menyarankan bahwa dalam melakukan diet sebaiknya memenuhi tiga aspek berikut ini:
1. Holistik, sebelum diet disarankan untuk memeriksakan kondisi tubuh secara menyeluruh ke ahlinya, mulai dari riwayat kesehatan, kadar kortisol, gula darah, tingkat thermogenesis, kadar serotonin, hormon tiroid dan dopamin.
2. Alami, prosesdiet yang melibatkan adaptasi tentu tidak instan tentu harus sabar dalam menjalaninya.
3. Konsisten, berkaitan dengan perubahan gaya hidup. Dalam menjalankan gaya hidup sehat tentu ada beberapa kebiasaan yang diterapkan seperti olah raga rutin, tidak merokok dan minum alkohol bagi pemakai sebelumnya dan kebiasaan memilih menu dengan nutrisi seimbang. Dari semua kebiasaan ini tentu saja perlu dijaga konsistensinya agar program diet berjalan dengan lancar.
Karbohidrat utuh, Protein rendah lemak, Lemak baik dan Serat
Mengenal nutrisi seimbang dengan mengetahui berbagai jenis asupan seperti karbohidrat, protein, serat dan lemak yang dikonsumsi. Dalam hal ini, dr.Yovi memberikan panduan untuk asupan komponen nutrisi tersebut:
Karbohidrat terbaik adalah karbohidrat kompleks yang kandungannya disertai vitamin dan serat, contohnya nasi merah, barley, kacang-kacangan dan umbi-umbian. dan karbohidrat utuh yang memiliki indeks keseimbangan lebih tinggi, misalnya roti whole grain.
Protein terbaik adalah protein rendah lemak, dokter Yovi memberikan panduan memilih protein rendah lemak dengan cara memilih daging merah 70% adalah daging tanpa lemak dan saat memilih daging ayam pilih bagian dada. Dokter Yovi tidak menyarankan konsumsi daging olahan karena daging yang telah diolah biasanya sudah mengandung bahan campuran lainnya bahkan zat-zat perasa buatan yang kurang baik bagi kesehatan.
Saat mengolah protein juga dr.Yovi menyarankan agar direbus atau dikukus karena dengan digoreng akan membuat protein tersebut berlemak karena ada minyaknya. Selain protein hewani, dokter Yovi pun menyarankan konsumsi protein nabati seperti tempe dan tahu.
Lemak adalah sebuah investasi atau secara analogi dapat dikategorikan sebagai deposito. Lemak selalu diasosiasikan sebagai biangnya obesitas dan berbagai penyakit. Namun menurut dokter Yovi, lemak juga banyak manfaatnya, diantaranya sebagai pengatur agar tidak terjadi lonjakan gula darah atau mengurangi indeks glikemik makanan. Tentu saja lemak yang dipilih adalah lemak baik seperti mentega, minyak zaitun dan keju dengan porsi lebih sedikit dari makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Serat sebagai asupan untuk memperlancar pencernaan, penurun indeks glikemik makanan dan memberikan efek rasa kenyang lebih lama. Serat yang baik bersumber dari buah-buahan dan sayuran. Dalam memilih sumber serat juga dokter Yovi menyarankan untuk konsumsi buah dan sayuran utuh agar maksimal dalam memperoleh manfaatnya dibandingkan dengan jus buah atau olahan lainnya.
Ubah cara makan saat stress
Sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging bagi sebagian orang, ketika menghadapi suatu tekanan atau situasi tidak nyaman, menganggap makanan adalah sebagai pengalihan untuk meredakan situasi tidak nyaman yang berpotensi stress tersebut. Asupan makanan menjadi kurang terkontrol dan menimbulkan masalah kompleks pada psikologis dan kesehatannya.
Untuk mencegah kebiasaan yang berpotensi merugikan ini, dr. Yovi membagikan tip 4D sebagai berikut:
1. Delay, memberi jeda selama 25-30 menit dari memenuhi keinginan untuk makan sesuatu yang tidak dibutuhkan tubuh.
2. Distract, alihkan dengan kegiatan lain selama 30 menit, misalnya jogging, mendengarkan lagu favorit, membaca novel atau berkebun.
3. Decide, setelah melakukan jeda seperti pada poin pertama dan kedua, putuskan atas pertimbangan logis, apakah benar-benar membutuhkan makanan tersebut atau hanya keinginan yang tidak ada urgensinya.
4. Drink Water, air membantu pikiran lebih segar dan rileks maka akan memengaruhi keputusan yang akan diambil.
Small gathering bersama puluhan Blogger di meet dr.Yovi memberikan sudut pandang diet holistik yang memberikan perhatian pada kondisi tubuh secara keseluruhan, yang hasilnya dapat beriringan dengan pola hidup sehat jangka panjang.
Untuk selengkapnya, Sobat Female bisa mendapatkan informasinya di Buku Conscious Diet