Body Shamming Lawan Dengan Persepsi Baik Pada Diri

Photo by: Pixabay

Body shamming adalah Penghayatan diri negatif terhadap aspek-aspek fisik. Membicarakan fisik orang lain dengan gelagat mempermalukannya atau membuat tidak nyaman atas fisik orang lain. Body shamming jika dibiarkan akan berkembang kepada masalah-masalah lainnya terutama menyangkut masalah emosional yang melebar.

Saat menjadi korban ada baiknya tidak menerima perlakuan tersebut secara bulat-bulat. Menurut Psikolog Roslina Verauli, M.Psi.,Psi. penyerang biasanya pelaku yang mengalami body shamming baik di masa sekarang atau masa lalu.

Pelaku tersebut mempunyai memori buruk dan merasa harus membalas perlakuan tidak nyaman yang dialaminya kepada pihak lain walau bukan kepada pelaku yang sebenarnya. Jadi, sasarannya adalah orang di sekitarnya.

Body shamming sering timbul mulai dari orang terdekat, misalnya orang tua. Di masa anak-anak, ada beberapa orang tua yang spontan mengucapkan sesuatu terhadap fisik anaknya yang tak biasa. Ucapan dengan nada penekanan tertentu sehingga anak mengingat hal itu sebagai sesuatu yang tak nyaman dan diingatnya hingga dewasa.

Perlu dipahami tujuan orang tua melakukan itu, apakah ditujukan untuk mengolok-olok atau punya concern terhadap bentuk badan anaknya saat itu. Luruskan persepsi, perlu dipahami apa yang disampaikan orang tua pastinya ada kebaikan di baliknya. Meskipun dengan kalimat kurang nyaman. Introspeksi, bisa saja merupakan manifestasi.

Lalu saring pernyataan-pernyataan orang tua di kala itu, terima yang patut diterima. Buang yang dirasa tak nyaman dari pernyataan tersebut. Sekali lagi, tak ada orang tua yang hendak menyakiti perasaan anaknya.

Meluruskan persepsi, akan memperbaiki keadaan saat diserang body shamming karena persepsi akan meluaskan sudut pandang tentang fisik bagaimana yang menarik menurut selera masing-masing individu. Bahkan, rasa nyaman pun akan memberikan pancaran kecantikan yang sesungguhnya.

Kiat dari Psikolog Roslina Verauli, saat seseorang mengalami body shamming, sebaiknya fokus pada intospeksi diri dengan menyayangi diri sendiri, menunjukkan rasa peduli, peka dan mampu mengelola dirinya dalam versi yang baik – baik. Walau pun keadaan tidak menyenangkan namun cintai diri sendiri dalam kondisi apa pun.

Cara menyayangi diri sendiri saat diserang dengan body shamming tidak harus dengan melakukan pembelaan diri dengan cara yang berlebihan serta berbalas dendam di kemudian hari, apa lagi kepada orang lain yang tak bersalah. Karena keadaan tersebut merupakan manipulasi diri sementara yang suatu saat, rasa sakit hati itu kambuh.

Jadi, sebaiknya self love merupakan upaya pembelaan dengan cara menghindari makanan-makanan penyebab gangguan fisik, istirahat cukup segtiap hari, makan yang sehat dan bernutrisi serta mampu menyaring distraksi – distraksi yang tidak penting. Fokus pada upaya perbaikan diri dan tetap bersikap normal.

Jangan biarkan orang lain mengambil kebahagiaan diri dengan membiarkan mereka melakukan body shamming secara leluasa, dari diri korban harus ada tindakan melawan tindakannya dengan bersikap tetap tenang, percaya diri dan jadikan ini sebagai manifestasi untuk mengubah pola hidup sehat ke depannya. Serta fokus pada hal yang patut dipikirkan.

Sobat Female, fisik dengan bentuk apa pun itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa yang patut disyukuri, untuk menuai apresiasi, simpati dan dukungan dari orang lain, yang penting ditonjolkan adalah karya nyata dan dedikasi kebaikan dari dalam diri untuk lingkungan. Jadi, tak perlu berkecil hati saat mendapat perlakuan body shamming karena semua manusia istimewa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *