Berpuasa banyak sekali manfaatnya, bahkan dalam agama apa pun mewajibkan puasa dengan sistem masing-masing. Pada Bulan Ramadhan, Umat Muslim melaksanakan puasa selama satu bulan dari waktu imsak sampai maghrib. Tetapi untuk aktivitas sehari-hari tetap berjalan. Baik yang bekerja, sekolah dan lain-lain.
Bagaimana supaya kerja otak tetap maksimal saat puasa? Berikut pemaparan Dr.Roeslan Yusni Hasan Sp.Bs dari Mayapada Hospital Tangerang. Dalam acara Health Talk di kawasan Senayan Jakarta dengan Topik “Mempertahankan Fungsi Kerja Otak yang Optimal Selama Berpuasa” Menurut Dokter Roeslan, berpuasa banyak manfaatnya, selain untuk detoks bagi tubuh. Bayangkan, setiap hari organ pencernaan manusia bekerja setiap hari dari siang sampai menjelang tidur. Dalam periode tertentu memerlukan istirahat dan mengosongkan sejenak. Agar lebih optimal lagi fungsinya.
Saat berpuasa, kadar glukosa pada tubuh menurun, ini menyebabkan efek lemas, kurang konsentrasi dan tidak fokus. Glukosa yang menurun saat berpuasa, lemak akan menggantikan fungsi glukosa untuk memobilisasi. Lemak dalam tubuh yang termobilisasi tersebut akan menyebabkan bau tak sedap yang keluar dari mulut.
Sedangkan tenaga dari sumber karbohidrat yang menghasilkan glukosa sangat penting karena berpengaruh terhadap kerja otak. Sebagai solusi, pada saat sahur dan berbuka sebaiknya mengonsumsi makanan dengan kecukupan nutrisi yang baik. Seperti ada karbohidrat, protein, lemak, buah-buahan dan minum air putih yang cukup.
Dokter Roeslan menambahkan bahwa solusi lain yang tak kalah penting, saat berpuasa agar kerja otak tetap optimal, hindari dehidrasi dengan menghindari makanan-makanan penyebab dehidrasi, seperti makanan pedas minuman kopi dan teh serta makanan dan minuman pemicu buang air kecil yang sering.
“Kesimpulannya, agar kerja otak tetap maksimal, saat sahur konsumsi makanan bernutrisi, perbanyak buah dan air putih dan hindari dehidrasi.” Pungkas Dokter Roeslan.